• Login
Upgrade
uvcef4fq.ultimagz.com
Advertisement
No Result
View All Result
No Result
View All Result
uvcef4fq.ultimagz.com
No Result
View All Result

Opini: Akhir Zaman, Krisis Iklim Global, dan Bahaya yang Mengintai Kita

by
January 25, 2020
in Uncategorized
0
491
SHARES
1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

“We are the first generation to feel the sting of climate change, and we are the last generation that can do something about it.”

– Jay Inslee

JAKARTA, ULTIMAGZ.com – Akhir zaman itu datang dalam krisis iklim. Selama satu tahun terakhir, kita melihat banyak bencana alam berskala besar terjadi di berbagai belahan dunia; kebakaran hutan di Brasill dan Australia, Taifun Hagibis dan Dorian di Jepang dan Kepulauan Bahamas, hingga banjir besar yang melanda Jabodetabek awal tahun ini.

Dalam skala yang lebih besar, krisis iklim dapat terlihat dari naiknya ketinggian air laut akibat pemanasan global. Menurut data NASA, ketinggian air laut mengalami kenaikan sebesar 4,3 cm dalam satu dekade terakhir. Kenaikan ini bukan hanya disebabkan oleh mencairnya gletser di kutub, melainkan juga karena berkurangnya volume air yang dapat diserap tanah akibat pembangunan dan pemompaan air tanah berlebih.

Tak cuma itu, temperatur global pun meningkat drastis. Tahun 2019 dinobatkan sebagai tahun terpanas kedua sepanjang sejarah, dengan temperatur global mencapai 0,98 derajat Celcius lebih tinggi dibanding rata-rata temperatur abad 20. Dekade ini juga merupakan dekade paling panas sepanjang sejarah, dengan kenaikan suhu yang signifikan selama lima tahun terakhir.

Baca juga: Mengenali Pemanasan Global, Bahaya ‘Kehangatan’ Dunia dan Solusinya

Krisis iklim tentunya membawa dampak buruk bagi manusia di berbagai lini kehidupan. Korban nyawa, infrastruktur yang rusak, hingga terhambatnya kegiatan ekonomi akibat bencana alam. Bhima Yudhistira, seorang peneliti di Development of Economics and Finance (INDEF) mengatakan, kerugian akibat banjir Jabodetabek awal tahun ini diperkirakan mencapai lebih dari 10 triliun Rupiah.

Langkah-langkah untuk memerangi perubahan iklim memang telah dilakukan. Sebanyak 194 negara telah menandatangani Persetujuan Paris (The Paris Agreement) yang dibuat pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2015 lalu. Persetujuan ini dimaksudkan untuk menahan laju temperatur global untuk tetap berada di bawah 2 derajat Celcius.

Sayangnya, Amerika Serikat (AS) sebagai penghasil emisi gas rumah kaca terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok mengundurkan diri dari persetujuan tersebut pada pertengahan tahun 2017 lalu. Presiden AS Donald Trump berpendapat, Persetujuan Paris dapat menghambat pertumbuhan ekonomi AS.

Hal serupa dikatakan Presiden Joko Widodo terkait produksi minyak kelapa sawit yang menjadi komoditas ekspor utama Indonesia. Dalam unggahan Instagramnya pada Sabtu (11/01/20) lalu, Jokowi menyatakan bahwa isu minyak kepala sawit tidak ramah lingkungan yang dimunculkan Uni Eropa (UE) hanyalah strategi bisnis antarnegara semata. Padahal, dampak konversi hutan dan lahan gambut untuk digunakan sebagai perkebunan sawit sudah jelas dirasakan masyarakat. Contohnya, peristiwa kabut asap yang terjadi di Riau, September lalu.

Dengan hutan-hutan yang terbakar, kota-kota yang tenggelam, dan kematian yang terasa semakin dekat, rasanya kita perlu berbuat lebih banyak. Mengurangi jejak karbon pribadi dengan menerapkan pola hidup ramah lingkungan bisa jadi langkah awal, tetapi kita juga perlu menuntut para pembuat kebijakan untuk mementingkan lingkungan dan membangun secara berkelanjutan. Bila tidak, mungkin kita akan lebih dulu mati diterjang ombak atau kepanasan sebelum mencapai usia lanjut.

“If you really think that the environment is less important than the economy, try holding your breath while you count your money.”

– Guy McPherson

 

Penulis: Charlenne Kayla Roeslie

Editor: Nabila Ulfa Jayanti

Ilustrasi: Matthew Laznicka

Sumber: climate.nasa.gov, climate.gov, worldwildlife.org, wsj.com, bbc.com, tirto.com

Related Posts

Waka Waka Production Hadirkan Drama Musikal “2 AM: The Musical”

by
August 27, 2024

“Look Back”: Relasi Rumit antara Seniman dan Karya Mereka

by
August 15, 2024

RAN For Your Kids, Persembahan RAN untuk Hari Anak Nasional

by
July 25, 2024

Siap Guncang 5 Kota, Reality Club Umumkan Konser Tur Bertajuk “Reality Club Presents…Indonesia Tour 2024”

by
July 20, 2024

UMN Jadi Tuan Rumah Pembukaan Jakarta Australs 2024 di Indonesia

by
July 5, 2024

Premium Content

Penuh Kontroversi, El Derbi Madrileno Berakhir Seri

March 3, 2014

“Gadis Kretek”, Dilema Cinta dan Karier Seorang Perempuan Lewat Kretek

November 7, 2023

Awal yang Buruk, Vieira Waspada Hadapi Nasib Seperti De Boer

September 7, 2021

Browse by Category

  • Business
  • Entertainment
  • Fashion
  • Food
  • Health
  • Lifestyle
  • Sports
  • Travel
  • Uncategorized
  • World

Browse by Tags

Explore Bali Market Stories Pandemic Premium Stay Home United Stated Vaccine Work From Home Wuhan

We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc. Check our landing page for details.

Learn more

Categories

  • Business
  • Entertainment
  • Fashion
  • Food
  • Health
  • Lifestyle
  • Sports
  • Travel
  • Uncategorized
  • World

Browse by Tag

Explore Bali Market Stories Pandemic Premium Stay Home United Stated Vaccine Work From Home Wuhan

Recent Posts

  • Waka Waka Production Hadirkan Drama Musikal “2 AM: The Musical”
  • “Look Back”: Relasi Rumit antara Seniman dan Karya Mereka
  • RAN For Your Kids, Persembahan RAN untuk Hari Anak Nasional

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?