SERPONG, ULTIMAGZ.com – Stilodot didirikan dengan tujuan mulia, yakni untuk kebutuhan mahasiswa UMN dalam mendapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan. Entah itu berupa alat tulis, jasa print, fotokopi, dan sebagainya. Sayangnya, Stilodot mematok harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan toko alat tulis lain yang berada disekitar UMN. Hal ini tentunya memberatkan mahasiwa.
“Harga – harga di stilodot sangat mahal, apalagi biaya nge-print. Harga makanan juga beda lumayan tinggi dibanding makanan di luar,” ungkap Feby Shindya, Mahasiswi jurusan Jurnalistik 2012.
Jimmy Leo, selaku direktur Stilodot mengatakan jika konsumen pasar Stilodot hanya terbatas pada mahasiswa UMN sehingga harganya mahal. Berbeda dengan toko alat tulis di luar kampus yang konsumennya masyarakat umum.
Tingkat kebutuhan mahasiswa yang paling mendesak juga memengaruhi harga Stilodot. “Karena sifatnya mendadak dan peralatan yang dibeli bukan sebagai kebutuhan yang rutin, maka lumrah kalau mereka harus membeli ke Stilodot dengan harga mahal,” tukasnya.
Oleh karena itu, Stilodot juga tidak berani menyediakan produk dalam jumlah yang banyak. Selain itu, harga yang mahal di Stilodot juga dipengaruhi pembayaran pajak kepada pemerintah.
Pernah suatu kali Stilodot menyediakan stok barang dalam jumlah banyak dengan harga yang rendah. Namun, barang tersebut tidak habis terjual dan Stilodot mengalami kerugian. Untuk menghindari hal tersebut, Stilodot memutuskan untuk menyediakan stok barang dalam jumlah yang terbatas.
Pihak Stilodot mengakui pernah melakukan negosiasi dengan BEM UMN terkait pematokan harga dan penetapan kebutuhan mahasiswa. “Sayangnya tidak ada tindak lanjut yang pasti dari negosiasi ini,” sesalnya.
[divider] [/divider]
[box title=”Info”]
Penulis: Danielisa Putriadita / Gregorius Aryodamar P
Editor : Sintia Astarina
Foto: Dennis Tumiwa
Sumber: Majalah Ultimagz edisi September 2014
[/box]